voice dapat didengarkan kapan saja dan di mana saja, tanpa perlu membuka layar smartphone (direkomendasikan pakai headset)

IKAN DEWA

(Tor Soro)

Ikan Kancra atau disebut juga Ikan Dewa merupakan ikan warisan budaya yang sudah ada sejak zaman dahulu. Ikan ini hidup di perairan umum yang penyebarannya hanya ada di Indonesia.
Ikan Dewa di Indonesia secara genotipe dan fenotipe, terdapat 5 jenis yaitu: Tor tambra, Neolisocilus longipinis, Tor Douronensis, Tor Soro dan Thor tambroides.
Khusus ikan Dewa yang masuk genus Thor yang terdapat di Indonesia ada 4 jenis yaitu: Thor tambra, Tor dorounensis, Tor Soro dan Thor tambroides.
Tiga dari lima spesies tersebut paling banyak ditemukan dan tersebar di beberapa pulau, meliputi: Pulau Sumatera (Padang Panjang, Solok, Manijau, Toba, Bengkulu, Tarutung, Asahan dan Aceh), Pulau Jawa (Bogor, Sukabumi, Cianjur, Sumedang, Kuningan dan Blitar) serta Pulau Kalimantan (Kapuas dan Barito), yaitu tor dounensis, tor Soro dan tor tambroides.
Habitat ikan ini adalah perairan yang jernih dengan substrat pasir dan kerikil dan hidup bergerombol dalam berbagai ukuran, bergerak pada daerah hulu sungai dan aliran yang deras.

Di beberapa daerah, ikan dewa sudah menjadi ikan budidaya dengan pangsa pasar sebagai ikan hias maupun konsumsi, diperdagangkan baik domestik maupun ekspor.
Ikan ini memiliki beberapa kelebihan, yaitu:
• tekstur dagingnya lebih kompak
• segala macam protein, seperti kadar albumin yang tinggi
• sisiknya adalah kolagen dan bisa dimakan
• mempunyai nilai potensial yang sangat tinggi untuk dibudidayakan
• mempunyai nilai jual ekspor yang sangat tinggi seperti di, China, Malaysia Singapura, Hong Kong dan Taiwan, dan termasuk ke dalam kategori jenis ikan yang mahal.
Selain itu, ikan dewa juga memiliki kelemahan di mana pertumbuhannya yang sangat lambat.

Ikan dewa termasuk ikan omnivora. Di alam, ikan ini memakan perifiton, jenis biji-bijian, buah-buahan yang jatuh atau hanyut ke perairan dan jenis hewan air kecil dengan ukuran sesuai bukaan mulutnya. Karena ikan dewa termasuk ikan omnivora, maka beberapa jenis pakan buatan berupa pelet bersumber dari bahan nabati dan hewani yang telah diuji coba.

SISTEMATIKA
Filum: Chordata
Kelas: Actinopterygii
Ordo: Cypriniformes
Famili: Cyprinidae
Genus: Thor

Agar kita lebih kenal dengan ikan Dewa, mari kita bahas ciri ciri ikan ini.
Ikan dewa memiliki ciri-ciri:
• Mulut dan kepala yang besar
• pada mulut terdapat dua bagian yang dapat disembulkan
• dua pasang sungut di dekat moncong dan satu lagi di dekat rahang

PEMBENIHAN

1. Pemijahan
Dalam pemijahan ikan Dewa dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu: alami, semi buatan dan buatan.
Saat memijah di alam, ikan Dewa berada di daerah yang berair jernih dengan aliran air yang relatif tenang dengan dasar Koral berpasir. Sementara itu, untuk menghasilkan produktivitas yang tinggi maka dilakukan kegiatan pemijahan secara buatan. Kegiatan pemijahan buatan yang telah berkembang di masyarakat biasanya dilakukan melalui pemilihan induk matang gonad, penyuntikan hormon, striping telur dan sperma fertilisasi atau pembuahan, aktivasi dan pencucian telur.
Ikan Dewa yang matang gonat ditandai dengan membengkaknya perut dan ukuran lingkaran perutnya akan bertambah seiring dengan semakin matangnya gonat dalam perut ikan dan perubahan warna sirip anal semula berwarna gelap berubah menjadi cerah hijau kebiruan.
Ukuran induk betina pada saat awal memijah tidak kurang dari 1000 gr/ekor dan Induk bisa menghasilkan 3000-4000 telur per induknya.
Balai Besar perikanan budidaya air tawar Sukabumi, selain melakukan kegiatan pengembangan budidaya ikan lokal, dilakukan pula untuk komoditas yang orientasinya untuk ekspor yaitu, ikan Dewa jenis tor Soro yang sudah dilakukan pemeliharaannya dari sejak tahun 2017. Upaya yang sudah dilakukan untuk pengembangan ikan ini di antaranya adalah mendatangkan calon-calon induk yang berasal dari Bogor, Sumedang dan Kuningan. Kegiatan pemijahan ini dilakukan secara buatan.
Ikan Dewa biasanya memijah pada setiap bulan purnama.

2. Penetasan Telur
• Telur ikan Dewa bersifat tidak lengket dan tenggelam diletakkan di dasar perairan di sela-sela batu koral dan pasir.
• Telur ikan dewa ditetaskan didalam akuarium
• Jumlah telur ikan dewa yang berukuran antara 48,5-64 cm, dengan bobot tubuh antara 1,25-3 kg yaitu sebanyak 594 butir-883 butir

3. Pemeliharaan Larva
• Di BBPBAT Sukabumi, dalam pemeliharaan ikan dewa mulai dari larva yang sudah mencapai ukuran kurang lebih 1,5 kg dalam kurun waktu sekitar 6 tahun.
• Pemeliharaab larva ikan dewa tidak terlalu sulit, karena kelangsungan hidup ikan dewa pada fase larva ini cukup tinggi.
• Larva ikan dewa ditetaskan di akuarium
• Pemeliharaan larva ikan dewa biasanya dilakukan selama 6 bulan untuk mencapai ukuran 5-7 cm, yang mana ukuran tersebut merupakan ukuran benih yang bisa dibesarkan di kolam dan akan mencapai ukuran 250 gr/ 1,4 kg dalam kurun waktu 1,2 tahun.

4. Pendederan
• Untuk pendederan pertama bisa dilakukan di akuarium dan untuk pendederan berikutnya bisa dilakukan di dalam bak-bak
• Pendederan di BBPBAT Sukabumi sudah berhasil dan cukup baik dengan melihat tingkat kelangsungan hidupnya di atas 80%.